“Ada dua hal yang tidak boleh ditunda di dunia ini, yaitu berbuat kebaikan dan berbakti kepada orang tua.” Kata perenungan Master Cheng Yen ini menjadi dasar terlaksananya acara Doa Restu Ibu di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang pada Sabtu, 28 Mei 2022. Adapun tujuan acara ini merupakan wujud bakti anak terhadap orang tua khususnya ibu. Hal ini diungkapkan oleh Angeline Wunata selaku PIC dari acara Doa Restu Ibu.
Acara yang dihadiri oleh seluruh guru dan karyawan sekolah serta para ibunda sebagai tamu spesial ini berjalan dengan penuh hikmat. Suasana hening, sakral, serta haru tercipta sepanjang acara. Oleh sebab itu, kesan yang mendalam tercipta dalam hati tiap ibu.
Rangkaian acara pun berjalan dengan rapi berkat pembawa acara yang luar biasa, Dedy Alfonso. Doa Restu Ibu dibuka oleh MC kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh kepala Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang, Asep Yaya Suhaya. Setelah itu, para ibunda diperlihatkan video Ananda tercinta yang melakukan isyarat tangan lagu “The Kneeling Lamb” yang diselingi foto masa kecil dan kebersamaan ibunda. Keharuan pun seketika terpancar dari wajah para ibunda ketika menyaksikan video tersebut yang mengingatkan momen kebersamaan beberapa puluh tahun yang lalu.
Ritual saji teh merupakan rangkaian selanjutnya, yaitu para Ananda memasuki ruangan dengan membawa teh untuk disajikan kepada ibunda. Ritual yang menjadi bagian dari budaya humanis ditampilkan dengan baik yang memiliki filosofis sebagai bentuk penghormatan.
“Momen ini menjadi perenungan bagi saya pribadi dan anak-anak, mengingat beberapa puluh tahun lalu dari masa kecil mereka, merawat, mendidik, sehingga mereka menjadi dewasa merupakan momen yang sangat berkesan,” ungkap Selvie Linda Lala sebagai ibunda dari seorang guru di sekolah ini yaitu Stevannie Arlina.
Usai ritual saji teh, Ananda melanjutkan kegiatan membasuh kaki ibu. Suasana haru mulai memenuhi seluruh ruangan ketika puisi mulai dibaca oleh Meri Angelina (guru TK) mengiringi ketika para Ananda secara hikmat membasuh kaki sang ibu. Tiap bait puisi yang berjudul “Bunda” karya Asep Yaya Suhaya ini mampu menggugah hati pendengarnya. Isak tangis pun tak terbendung ketika Ananda menyampaikan pesan dan meminta doa restu kepada sang ibu. Tampak momen yang sangat luar biasa melihat kebersamaan ibu dan anak yang saling mengungkapkan perasaan mendalam.
“Kita dapat meminta restu untuk kehidupan kita sehari-hari agar kita dapat menjadi manusia yang baik, guru yang baik, bertutur kata yang baik.” Hal ini disampaikan oleh Donna Annisa sebagai harapannya usai membasuh kaki sang ibu.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Temardi, guru bahasa Inggris di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang. “Saya sangat mengapresiasi acara ini karena mempererat hubungan antara orang tua dan anak serta memberi restu kepada anak,” ucapnya.
“Ketika anak terlahir dan tumbuh dewasa anak mencari jati diri dan terasa jauh dari orang tua tetapi dengan acara ini anak seperti kembali. Oleh karena itu, saya sangat terkesan dengan adanya acara ini,” ungkap Rosdiana Sitinjak sebagai ibu dari ananda Donna Annisa.
Momen haru yang telah dihadirkan oleh para Ananda dan ibunda dalam acara Doa Restu Ibu menjadi gambaran dari perenungan yang disampaikan oleh Master Cheng Yen dalam ceramahnya yang ditampilkan usai sesi basuh kaki. Master mengatakan bahwa, “Selagi masih ada waktu untuk berbakti kepada orangtua maka tidak boleh melewatkannya agar tidak ada penyesalan dalam hidup.”
Sampai di akhir acara, suasana tetap hikmat dan seluruh insan yang hadir bersama-sama menyanyikan lagu “Cinta dan Damai”.
Bersamaan dengan itu, kesan yang baik juga berdampak bagi tiap orang yang turut ambil bagian di dalamnya. Sehingga banyak respon positif dari orang tua. Satu diantaranya adalah Cecep Iryadi, ayah Donna Annisa yang turut hadir menyaksikan prosesi basuh kaki. Beliau menyampaikan harapan yang besar terhadap anaknya.
“Semoga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, mengabdikan, dan mengamalkan ilmunya sebagai seorang tenaga pengajar,” tuturnya.