Ketika Budaya Amare Bertemu Budaya Humanis: Menyatukan Hati dalam Pendidikan Berkarakter

“Kami sudah mengenal Tzu Chi sejak empat tahun lalu, dan kami tahu bahwa pendidikan karakter, moral, dan etika di sini sangat kuat. Kami pun memiliki semangat yang sama, dari PAUD, SD hingga perguruan tinggi, bahwa pendidikan tidak hanya membentuk kecerdasan intelektual, tetapi juga etika, tata krama, dan karakter. Ketika kami datang, melihat, dan mengamati langsung, kami sungguh kagum bahwa di Tzu Chi-lah pendidikan karakter benar-benar diwujudkan, bahkan dari hal-hal kecil dan filosofi yang mendalam. Banyak hal yang kami pelajari, dan kami berjanji untuk menerapkannya di sekolah kami. Ini telah menjawab kerinduan kami akan pembinaan karakter.”
— Romo Eugene Dinta Alnija, Rektor Institut Shanti Bhuana Bengkayang—

Ungkapan penuh makna tersebut menjadi awal dari suasana hangat dalam kegiatan studi banding Institut Shanti Bhuana Bengkayang di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang. Kunjungan ini berlangsung pada Selasa, 29 Juli 2025, dan dihadiri oleh Romo Eugene Dinta Alnija, Frater Stefanus CSE selaku Ketua Yayasan Santo Yohanes Salib, serta para perwakilan pimpinan dan pendidik dari berbagai jenjang pendidikan di bawah naungan yayasan tersebut.

Susiana Bonardy, relawan pemerhati Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang sekaligus Ketua Harian Kantor Penghubung Singkawang, menyampaikan salam hangat kepada rombongan Romo Eugene. Beliau mengatakan bahwa jalinan jodoh kunjungan ini berawal dari kegiatan Bakti Sosial KP Singkawang di Bengkayang bersama mahasiswa Institut Shanti Bhuana.

Kegiatan yang berlangsung di Ruang VIP Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang ini bertujuan untuk memahami sistem manajemen sekolah serta metode pembinaan karakter yang selaras dengan nilai-nilai humanis Tzu Chi. Melalui presentasi, diskusi interaktif, dan school tour, para tamu mendapatkan gambaran nyata tentang penerapan prinsip pendidikan Tzu Chi yang diwujudkan dalam keseharian peserta didik, mulai dari kebiasaan sederhana seperti memberi salam, menjaga kebersihan, hingga pembentukan budi pekerti yang luhur.

Pada sesi school tour, Mr Asep (kanan), selaku Pimpinan Sekolah menyampaikan, untuk segala kegiatan sederhana yang dilakukan siswa adalah bentuk pendidikan karakter.

Sebagai lembaga pendidikan yang juga menekankan pentingnya karakter, Institut Shanti Bhuana mengembangkan pendekatan serupa melalui Budaya Amare. Dalam konteks bahasa Latin, amare berarti “mencintai” yaitu sebuah makna yang sejalan dengan semangat Budaya Humanis Tzu Chi yang menanamkan cinta kasih dalam setiap aspek pembelajaran. Kedua nilai ini berpadu dalam satu tujuan mulia: mendidik dengan hati dan menumbuhkan kebaikan melalui keteladanan.

Salah satu suster (kiri) dari Institut Santhi Bhuana sangat terkagum dengan perilaku para siswa karena menyapa beliau melalui jendela kelas.

Dalam sesi refleksi, Romo Eugene juga menambahkan harapannya agar di masa mendatang Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang dapat memberikan pelatihan bagi guru-guru Shanti Bhuana untuk memperkuat kemampuan mereka dalam mendidik karakter siswa.

“Yang paling berkesan adalah apa yang dipresentasikan, benar-benar terlihat nyata dalam praktik sehari-hari. Tidak banyak sekolah yang mampu menerapkan keselarasan antara teori dan tindakan seperti ini. Kami tidak hanya membutuhkan orang pintar, tetapi juga pribadi yang berkarakter dan unggul secara intelektual. Karena itu, kami memilih Tzu Chi sebagai tujuan studi banding, karena kami tahu bahwa Tzu Chi adalah lembaga pendidikan di Indonesia yang menonjol dengan kekuatan pendidikan karakternya.”

Hasil dari kegiatan kunjungan ini mencerminkan apresiasi mendalam terhadap:

  1. Konsistensi pendidikan karakter yang memadukan teori dan praktik.
  2. Keselarasan antara nilai, budaya sekolah, dan implementasinya di lapangan.
  3. Pendekatan humanis yang menjawab kebutuhan pembinaan karakter masa kini.
  4. Harapan terhadap kolaborasi pelatihan guru dan pertukaran praktik baik antar lembaga pendidikan.
Sebagai ungkapan rasa terima kasih, Institut Santhi Bhuana dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang saling bertukar cendera mata.

Kegiatan studi banding ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan semangat kebersamaan dalam misi yang sama untuk mendidik dengan cinta kasih, membentuk insan yang berkarakter luhur dan bermanfaat bagi sesama. Sebagaimana pesan Master Cheng Yen yang menjadi landasan dalam setiap langkah pendidikan Tzu Chi:

“Pendidikan sejati bukan hanya mengajar dengan kata-kata, tetapi menuntun dengan keteladanan dan menanamkan kebajikan di dalam hati.”

Dengan semangat tersebut, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang terus berkomitmen untuk menjadi tempat tumbuhnya generasi yang cerdas, berkarakter, dan membawa cahaya cinta kasih bagi dunia.

Add your thoughts

Your email address will not be published. Required fields are marked *